cover
Contact Name
Wening Cahyawulan
Contact Email
wening@unj.ac.id
Phone
+6287780818966
Journal Mail Official
jurnal-insight@unj.ac.id
Editorial Address
LPPM UNJ, Gedung Ki Hajar Dewantara Lt.6-7, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, 13220
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling
ISSN : 22529055     EISSN : 25978039     DOI : https://doi.org/10.21009/INSIGHT
Core Subject : Education,
Insight: Jurnal dan Bimbingan Konseling is a peer-reviewed, open access, and online journal about research, reports, book reviews, and commentaries on all aspects of guidance and counseling which is published by Department of Guidance and Counseling, Universitas Negeri Jakarta. Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling is published twice a year on June and December.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling" : 8 Documents clear
Studi Kasus Regulasi Diri Mahasiswi Pekerja Seks Komersial di Jakarta Early Ayu Lestari; Ahmad Rifqy Ash Shiddiqy
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.193 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami regulasi diri yang dilakukan oleh mahasiswi yang bekerja sebagai pekerja seks komersial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah perspektif fenomenologi. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 2 orang informan wanita, berstatus sebagai mahasiswi di Jakarta dan bekerja sebagai pekerja seks komersial. Informan memiliki karakteristik berbeda yaitu wanita kelab malam dan wanita simpanan pria dewasa. Dari penelitian ini teridentifikasi 4 tema utama, yaitu 1) Faktor penyebab mahasiswi menjadi “ayam kampus” dengan sub-tema faktor sosial-ekonomi, kurangnya kontrol orang tua, korban pelecehan seksual, dan pergaulan atau ajakan teman, 2) Dampak dari bekerja sampingan sebagai PSK dengan sub-tema khawatir atau cemas, gaya hidup mewah, membatasi relasi sosial atau menutup diri, ancaman, dan coping, 3) Regulasi diri dengan sub-tema latar belakang munculnya regulasi diri, strategi regulasi diri, makna regulasi diri, coping dan pilihan karir pendidikan lanjutan atau karir pekerjaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi pekerja seks komersial memiliki regulasi diri untuk mencapai keberhasilannya dalam pendidikan.
Gambaran Penerimaan Diri Siswa yang Mengalami Perceraian Orangtua Dona Dyah Kusumawardhani; Michiko Mamesah
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.3 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.04

Abstract

Penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri remaja yang mengalami perceraian orangtua yang dialami oleh siswa Sekolah Menengah Atas di SMAN 14 Jakarta. Tema penelitian ini memfokuskan pada gambaran penerimaan diri, dampak perceraian orangtua terhadap remaja dan faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan diri. Pengambilan sampel menggunakan teknik critical case study berjumlah 2 orang. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan metode riset naratif (narrative research). Pengumpulan data melakukan wawancara mendalam (in depth interview) secara online, observasi melalui video call dan call whatsapp serta studi dokumentasi. Data tersebut didukung dengan data tambahan dari wawancara Guru BK, Wali kelas, dan Teman Sebaya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa yang mengalami perceraian orangtua memiliki penerimaan diri yang cukup baik mereka mampu belajar dari perceraian yang orangtua yang mereka alami. Mereka memiliki permasalahan masing-masing disekolah yaitu pencapaian akademik yang rendah pada responden perempuan dan pergi dari mata pelajaran pada responden laki-laki. Namun di masa sekarang mereka sudah belajar dari perceraian orangtua mereka dan menjadi kekuatan untuk bangkit dari perceraian orangtua mereka. Kata Kunci: Penerimaan diri, Siswa, Perceraian Orangtua Abstract This study aims to describe the self-acceptance of adolescents who experience parental divorce experienced by high school students at SMAN 14 Jakarta. The theme of this research focuses on the picture of self-acceptance, the impact of parental divorce on adolescents, and the factors that influence self-acceptance. Sampling using a purposive sampling technique amounted to 2 people. This research is a qualitative descriptive with a narrative research. Data collection conducted in-depth interviews (in-depth interviews) online, observation via video call and WhatsApp call, and documentation study. This data is supported by additional data from interviews with counseling teachers, homeroom teachers, and peers. The results of this study concluded that students who experienced parental divorce had good enough self-acceptance that they were able to learn from their parents' divorce. They have their respective problems in school, namely low academic achievement for female respondents and moving away from subjects for male respondents. But in the present they have learned from their divorce parents and become the strength to rise from their parents' divorce. Keywords : Self-acceptance, Student, Parental Divorce
Gambaran Self-Compassion Guru Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang SMA Negeri se-DKI Jakarta Revitia Thalita Salsabila; Susi Fitri
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.991 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.08

Abstract

Latar Belakang: Tuntutan pekerjaan guru BK yang begitu berat dan beban kerja yang tinggi membuat guru BK rentan mengalami burnout dan compassion fatigue. Permasalahan tersebut dan banyaknya hambatan guru BK dalam menjalankan profesinya akan mempengaruhi tingkat self-compassion yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran self-compassion yang dimiliki guru BK pada jenjang SMA Negeri se-DKI Jakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 191 guru BK SMA Negeri se-DKI Jakarta yang dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan intrumen adaptasi self-compassion yang dikembangkan oleh Neff yang terdiri dari 26 butir pernyataan. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rata-rata self-compassion dan persentase. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan 86% guru BK SMA Negeri se-DKI Jakarta memiliki self-compassion yang tinggi dan 14% guru BK memiliki self-compassion yang sedang dengan rata-rata skor 3.92. Hasil ini menggambarkan guru BK sudah mampu menerima diri mereka apa adanya, memahami bahwa setiap permasalahan merupakan hal yang wajar dialami oleh manusia, tidak melebih-lebihkan suatu permasalahan, dan tidak mudah terbawa suasana.
Pengembangan Self-help Book Dengan Program Making Friends With Yourself untuk Meningkatkan Self-compassion Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 38 Jakarta Brilliyana Kartika Sari Dewi; Wening Cahyawulan
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.761 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.03

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan self-help book dengan program making friends with yourself untuk meningkatkan self-compassion peserta didik kelas X SMA Negeri 38 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah DBR yang merupakan akronim dari Design Based Research atau biasa disebut Educational Design Research yang terdiri dari tiga tahapan inti yakni (1) Analisis dan Eksplorasi, (2) Desain dan Konstruk, (3) Evaluasi dan Refleksi. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap evaluasi. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 38 Jakarta. Subjek penelitian ini adalah 154 peserta didik kelas X SMA Negeri 38 Jakarta. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik penyebaran angket dan wawancara pada peserta didik. Hasil uji validasi dengan ahli media, skor yang didapatkan sebesar 77,27% (layak) dengan keunggulan memiliki desain yang menarik, pemilihan ukuran dan bentuk yang tepat, serta tujuan materi dapat tersampaikan. Sedangkan hasil uji validasi dengan ahli materi mendapatkan skor sebesar 91,25% (sangat layak) yang artinya self-help book yang dikembangkan telah sesuai dengan program making friends with yourself. Pengembangan self-help book memberikan informasi mengenai self-compassion, serta keterampilan dalam mengembangkan self-compassion. Kata Kunci: Self-Help Book, Self-Compassion.
Pengintegrasian Teori Kognitif Sosial Karir untuk Memfasilitasi Aspek Pemahaman Diri Mahasiswa PGSD Dalam Membuat Pilihan Karir Fanny Septiany Rahayu; Muhibbu Abivian
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.619 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.01

Abstract

Mahasiswa keguruan khususnya prodi PGSD ketika lulus dituntut secara penuh mengaplikasikan teori dan praksis pendidikan yang mereka pelajari di bangku perkuliahan. Dengan kata lain mereka dituntut untuk memahami dan menghayati profesinya sebagai seorang pendidik. Pemahaman dan penghayatan profesi tersebut diawali ketika mereka membuat pilihan karir yang baik (matang) sebagai seorang mahasiswa prodi PGSD. Hasil analisis terhadap survei kemampuan membuat pilihan karir mahasiswa Prodi PGSD Semester 2 FKIP UMC tahun akademik 2019/ 2020 menunjukkan kemampuan membuat pilihan karir mahasiswa berada pada kategori baik sebesar 28,84 %, kategori cukup baik 41,94%, dan kategori kurang baik sebesar 28,23%. Aspek pemahaman diri memiliki tingkat pencapaian yang rendah yakni sekitar 56,74%, sementara aspek eksplorasi karir mahasiswa memiliki tingkat pencapaian yang tinggi yakni sekitar 93,41%. Dari kedua aspek yang diungkap, aspek pemahaman diri memiliki tingkat pencapaian yang rendah. Dalam perspektif teori karir kognitif sosial, kematangan karir seseorang terletak pada kekuatan saat dia mengekspose minat dan peluang yang sesuai dengan pemahaman dirinya. Berdasarkan analisis tersebut,tulisan ini hendak memuat kajian teoritik pengintegrasian teori kognitif sosial dalam aspek pemahaman diri mahasiswa PGSD FKIP UMC Semester 2 Tahun Akademik 2019/2020.
Stres Remaja: Kebutuhan Video Mindfulness-Breathing Meditation Untuk Mengurangi Stres Remaja Yustia Nova Annisa; Eka Wahyuni
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.868 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.02

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres remaja dan kebutuhan untuk mengembangkan video tutorial mindfulness-breathing meditation sebagai strategi dalam mengurangi stres remaja. Convenience sampling yang digunakan untuk mengumpulkan data pada 165 peserta didik. Alat ukur yang digunakan adalah perceived stress scale (PSS) dan studi kebutuhan video mindfulness-breathing meditation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres remaja yang tinggi (27 dari skor total 40). Perempuan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada laki-laki (27,2 vs 26,6), persentase perempuan yang mengalami stres tingkat tinggi lebih banyak daripada laki-laki (54,1%vs 41,3%). Meskipun prevalensi stres sangat tinggi di kalangan remaja, sebagian besar peserta didik sangat minim memiliki paparan materi mengenai cara mengurangi stres (80,15%) serta mengenai latihan bernafas dengan baik. Peserta didik juga sangat antusias untuk mempelajari meditasi pernafasan melalui video (100%). Diketahui juga bahwa pengembangan video mindfulness-breathing meditation sangat penting untuk membantu peserta didik dalam mengurangi stres mereka. Kata Kunci: Stres, Remaja, Mindfulness, Breathing Meditation Abstract This research aims to determine the stress level of adolescents and the need to develop a mindfulness-breathing meditation video as a strategy to reduce adolescents’ stress. The convenience sampling was used to collect data form was 165 students. The measures are the perceived stress scale (PSS) and the needs of mindfulness-breathing meditation video. The results shows that the adolescent’ stress level is high (27 out of 40). Female has higher level stress than male (27,2 vs 26,6), the percentage of female who experience high level stress was outnumber male (54,1% vs 41,3%). Despite the high prevalence of stress among adolescent, most of students has minimum exposure to stress reduction (80,15%) as well as breathing exercises. All students enthusiastic to learn mindfulness-breathing meditation through video. It is recommended that development of mindfulness-breathing meditation video is crucial to help students in reducing their stress. Keywords: Stress, Adolescent, Mindfulness, Breathing Meditation
Difusi Kognitif Remaja: Kebutuhan Video Tutorial Latihan Difusi Kognitif Gita Amelia; Eka Wahyuni
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.255 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.06

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat fusi kognitif remaja dan alat yang sesuai untuk memfasilitasi latihan difusi kognitif. Convenience sampling digunakan untuk mengumpulkan data dari 199 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ-7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% remaja mengalami fusi kognitif tinggi (m = 29). Hasil tingkat fusi berdasarkan jenis kelamin, perempuan memiliki tingkat fusi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki (30 vs 28). Persentase perempuan yang mengalami fusi tingkat tinggi melebihi jumlah laki-laki (53% vs 42%). Hasil tingkat fusi berdasarkan sosial ekonomi, tingkat sosial ekonomi rendah memiliki tingkat fusi yang lebih tinggi dibandingkan sosial ekonomi tinggi (34 vs 29). Persentase sosial ekonomi rendah yang mengalami fusi tingkat tinggi melebihi jumlah sosial ekonomi tinggi (75% vs 48%). Sebagian besar peserta didik memiliki eksposur terbatas pada latihan difusi kognitif (-70%) dan semuanya ingin belajar latihan difusi kognitif melalui video. Direkomendasikan bahwa video latihan difusi kognitif dibutuhkan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan difusi kognitifnya. Kata Kunci: Difusi Kognitif, Fusi Kognitif Abstract This study aims to explore the level of adolescents’ cognitive fusion and suitable tools to facilitate cognitive defusion exercise. The convenience sampling used to gather the data from 199 students. The instrument used are the Cognitive Fusion Questionnaire (CFQ-7). The results showed that 60% of adolescents experienced high cognitive fusion (m = 29). The result of fusion level based on gender, female has higher level fusion than male (30 vs 28). The percentage of female who experience high level fusion was outnumber male (53% vs 42%). The result of fusion level based on sosial economy, low social economy higher level fusion than high social economy (34 vs 29). The percentage of low social economy who experience high level fusion was outnumber high social economy (75% vs 48%). Most of student has limited exposure to cognitive diffusion exercises (-70%) and all of them eager to learn cognitive defusion exercises through video. It is recommended that cognitive defusion exercise video is needed to help student increase their cognitive defusion skill. Keyword: Cognitive Defusion, Cognitive Fusion
Pengaruh Sibling Relationship Terhadap Kesejahteraan Psikologis Peserta Didik SMA Negeri dJakarta Barat Nur Hasanah; Susi Fitri
INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling Vol 9 No 2 (2020): INSIGHT: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.25 KB) | DOI: 10.21009/INSIGHT.092.07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pada dimensi sibling relationship (warmth, relative power, conflict dan rivalry) terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik SMA Negeri di Jakarta Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Sampel yaitu 356 peserta didik SMA Negeri di Jakarta Barat (132 laki-laki dan 224 perempuan), usia 15-17 tahun, memiliki saudara kandung. Penentuan sampel menggunakan teknik multistage random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket adaptasi, Sibling Relatonship Questionnaire (SRQ) yang disusun oleh Furman dan Buhrmester (1990) sebanyak 48 item dan Scale of Psychological Well-Being (SPWB) milik Ryff (1989) sebanyak 84 item. Uji validitas menggunakan expert judgement dan uji coba instrumen dengan rumus Person’s Product Moment. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan SPSS v.25, diperoleh koefisien reliabilitas SRQ sebesar 0,916 dan SPWB sebesar 0,669. Teknik analisis data menggunakan Pearson’s Product Moment dan hipotesisnya diuji dengan One-Way ANOVA menggunakan program SPSS v.25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi warmth berpengaruh secara positif terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik (0,178 > 0,05), dimensi relative power berpengaruh secara positif terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik (0,109 > 0,05), dimensi conflict berpengaruh secara negatif terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik (-0,105 > 0,05) dan dimensi rivalry memiliki pengaruh negatif terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik (-0,114 > 0,05). Hasil uji hipotesis ANOVA menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel atau 4,786 > 2,39, dengan demikian sibling relationship secara keseluruhan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik SMA Negeri di Jakarta Barat. Namun, berdasarkan hasil Pearson Correlation dibandingkan dengan tabel koefisien korelasi, didapati bahwa pengaruh yang terjadi dari masing-masing dimensi pada sibling relationship terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik sangat rendah. Uji Tukey HSD juga menunjukkan bahwa hanya dimensi rivalry yang memiliki pengaruh berbeda dengan ketiga dimensi lainnya (warmth, relative power, conflict) terhadap kesejahteraan psikologis peserta didik SMA Negeri di Jakarta Barat. This study aims to determine the difference in affect of dimensions of sibling relationship (warmth, relative power, conflict and rivalry) on psychological well-being in senior high school students at West Jakarta. Suggestions used in this research are quantitative with correlational type. The samples were 356 high school students at West Jakarta (132 males and 224 females), age 15-17, has sibling. Determination of the sample multistage random sampling technique. Data collected by forms of an questionnaire which adapted, that is Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) organized by Furman and Buhrmester (1990) amount 48 items, and Scale of Psychological Well-Being (SPWB) by Ryff (1989) amount 84 items. Validity test uses expert judgement and instrument testing with the Pearson’s Product Moment. Realibility test using the Cronbach Alpha with SPSS v.25 obtained the reliability coefficient SRQ is 0,916 and SPWB is 0.669. Data analyzed using Pearson’s Product Moment and the hypothesis was tested by One-Way ANOVA with SPSS v.25. The results showed that warmth dimension had a positive effect on psychological well-being of students (0,178 > 0,05), relative power dimension had a positive effect on psychological well-being of students (0,109 > 0,05), conflict dimension had a negative effect on psychological well-being of students (- 0,105 > 0,05), and rivalry dimension had a negative effect on psychological well-being of students (-0,114 > 0,05). Hypothesis test by ANOVA results that Fcount > Ftable or 4,786 > 2,39, means sibling relationship has a different effect on psychological well-being in senior high school students at West Jakarta. However, based on the results of Pearson Correlation compared to the correlational coefficient table, was found that the effect of each diomension of sibling relationship on psychological well-being of students was very low. Tukey HSD test also shows that only rivalry dimension has a different effect from the other three dimensions (warmth, relative power, conflict) on psychlogicall well-being in senior high school students at West Jakarta.

Page 1 of 1 | Total Record : 8